1Samuel 18:3. Di dalam Alkitab kita akan menemukan seorang persahabatan sejati yaitu persahabatan antara Daud dan Yonatan. Alkitab menyatakan, "Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri." (1 Samuel 18:1). Kata berpadulah artinya terjalin begitu erat dan
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. Ayat Pokok "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran."Amsal 1717 Pendahuluan Dunia hari-hari ini membutuhkan seorang sahabat. Fokus kita sekarang adalah bagaimana kita menjadi sahabat bagi banyak orang Alkitab memuat prinsip-prinsip persahabatan yang luar biasa. BAGAIMANA PRINSIP-PRINSIP ALKITAB TENTANG PERSAHABATAN 1. Sahabat Sejati, menerima orang lain apa adanya. Sahabat sejati, menerima orang lain apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Tuhan Yesus adalah sahabat sejati kita, yang menerima kita apa adanya, bahkan ketika kita masih berdosa. Bagaimana dengan kita? Mampukah kita menerima orang lain apa adanya? 2. Sahabat Sejati, mendorong sahabatnya untuk meraih potensi yang maksimal. Sahabat sejati memang menerima sahabatnya apa adanya, tetapi tidak membiarkan orang lain akan mengembangkan sahabatnya untuk semakin meraih potensi maksimal. Dia tidak akan iri kalau sahabatya justru melebihi dirinya. 3. Sahabat Sejati, berani menegur, jika sahabatnya melakukan kesalahan. Amsal 27 5, “Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.” Teguran yang dilakukan pada saat yang tepat, pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat akan menjadi sahabat kita yang salah dengan nasehat firman Allah. Kritikan boleh asal membangun. 4. Sahabat Sejati, selalu berada di saat yang tepat. Bukan saja saat sahabatnya dalam masa keberkatan, juga saat sahabatnya terpuruk sekalipun, ia akan dengan setia mendampingi sejati akan memberikan penghiburan, nasehat dan kekuatan manakala sahabatya memerlukan. Yesus adalah sahabat sejati kita yang selalu ada dalam kehidupan kita. 5. Sahabat Sejati, Tidak mencari keuntungan pribadi. Yang ada bahkan, ia rela berkorban demi kasihnya kepada sahabatnya. Seorang sahabat sejati, dia akn merasa sukacita menghadapi segala persoalan kehidupan. Yesus adalah sahabat sejati kita yang selalu ada dalam kehidupan kita. Penutup Tuhan kiranya mendengar doa kita dengan mempertemukan orang-orang yang memang membutuhkan sahabat dalam hidupnya. Tuhan juga memampukan kita untuk mengasihi dengan segenap hati.
Renungan Harian Kristen hari ini Mei 2020. Karena terikat kasih kepada Kristus, maka umat Kristen saling terikat dalam kasih sayang. Persekutuan koinonia dalam bahasa Yunani menggambarkan kehidupan antar orang-orang Kristen sebagai berikut “Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan AnakNya Yesus Kristus” I Yohanes 13-4. Persahabatan cenderung menjadi eksklusif. Kita bersahabat dengan orang-orang tertentu karena alasan-alasan tertentu. Namun, sebenarnya kita harus berpandangan bahwa semua orang Kristen itu sahabat, seperti nasihat rasul Yohanes, “Saudara-saudaraku yang kekasih marilah kita saling mengaishi” I Yohanes 47. Persahabatan menuju persekutuan. Persekutuan, seperti persahabatan perlu dipupuk dan dibina. Untuk memperoleh seorang sahabat, Anda harus menjadi seorang sahabat. Untuk memperoleh persekutuan, Anda perlu memberi diri Anda dalam persekutuan. Benih persekutuan mulai berakar dalam dan melalui kegiatan-kegiatan jemaat gereja. “Jam” persekutuan setelah ibadah adalah kesempatan untuk persekutuan itu. Tetapi persekutuan yang diharapkan tidak bisa dinikmati oleh orang yang segera meninggalkan tempat ibadah atau yang hanya berbicara dan bergabung dengan kelompok mereka sendiri, atau yang takut menyapa seorang tamu pengunjung. Persekutuan mengarah kepada pertumbuhan. Yesus menciptakan keluarga baru, masyarakat baru dan sahabat-sahabat baru. Persekutuan, jika kita mau membuka diri, akan memperkaya diri dengan pembaharuan itu. Sungguh sukar untuk menikmati persekutuan yang sejati. Kita cenderung diburu-buru waktu setelah kebaktian, sehingga tidak ada kesempatan untuk mengenal anggota Tubuh Kristus lainnya. Apa yang harus kita lakukan? Bacaan Renungan “Allah yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan AnakNya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia” I Korintus 19
Pertanyaan JawabanTuhan Yesus Kristus mendefinisikan sahabat sejati sebagai "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku" Yoh 1513-15. Yesus menjadi contoh yang sempurna mengenai sahabat sejati, karena Dia menyerahkan nyawa-Nya untuk "sahabat-sahabat"-Nya. Apalagi, siapapun bisa menjadi sahabat-Nya dengan beriman-percaya kepada-Nya sebagai Juru Selamat, sehingga mereka bisa dilahirkan kembali dan menerima hidup baru di dalam Dia. Kita juga dapat belajar mengenai persahabatan sejati dengan melihat persahabatan Daud dan Yonatan, anaknya Saul. Meskipun ayahnya memburu Daud dan mencoba untuk membunuhnya, namun Yonatan selalu membela Daud. Saudara akan menemukan kisah ini di kitab 1 Samuel pasal 18-20. Beberapa ayat yang berkaitan dengan kisah ini ada di 1 Samuel 181-4; 194-7; 2011-17, 41-42. Amsal juga merupakan sumber hikmat yang memadai untuk memahami apa yang dimaksud dengan persahabatan yang sejati itu. "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran" Ams 1717. "Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara" Ams 1824. Untuk bisa mendapatkan seorang teman yang baik, kita harus menjadi teman yang baik bagi orang lain terlebih dahulu. "Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah" Ams 276. "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya" Ams 2717. Prinsip persahabatan sejati juga dapat ditemukan di kitab Amos. "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?" Amos 33. Teman sejati itu akan sependirian dan sependapat. Teman adalah seseorang, yang menjadi tempat Saudara dapat mengungkapkan isi hati dengan kepercayaan penuh. Teman adalah seseorang, yang Saudara hormati dan yang menghormati Saudara, bukan berdasarkan kelayakan tetapi berdasarkan kesamaan pikiran. Rasul Paulus juga mendefinisikan siapakah sahabat sejati itu "Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar-tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati-. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa" Rm 57-8. "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" Yoh 1513. Nah, itulah persahabatan sejati! English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Menurut Alkitab, seperti apakah persahabatan sejati itu?
khotbah singkat kristen tentang persahabatan